
Tips kerja multitasking yang tetap terkontrol
Apa Itu Multitasking dan Kenapa Bisa Jadi Bumerang?
Tips kerja multitasking yang tetap terkontrol – Multitasking sering dianggap sebagai keahlian super di dunia kerja modern. Dengan banyaknya tuntutan dan pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu singkat, bekerja multitasking menjadi hal yang lumrah dilakukan. Namun, tahukah kamu bahwa multitasking yang tidak terkontrol justru bisa menurunkan kualitas kerja dan menyebabkan stres berlebih?
Sebuah studi dari Stanford University bahkan menyebutkan bahwa terlalu sering multitasking dapat mengganggu daya ingat dan menurunkan fokus. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tips kerja multitasking yang tetap terkontrol, agar kamu bisa tetap produktif tanpa merasa kewalahan.
Tips kerja multitasking yang tetap terkontrol

1. Susun Prioritas, Jangan Sekadar Banyak
Multitasking bukan berarti mengerjakan semua hal dalam satu waktu. Triknya adalah menentukan tugas mana yang paling penting dan mendesak. Gunakan metode seperti:
-
Eisenhower Matrix (Penting vs Mendesak)
-
Metode ABCDE untuk klasifikasi prioritas
Setelah tahu mana yang prioritas, kamu bisa mengatur multitasking secara bijak. Misalnya, menggabungkan tugas ringan dengan tugas yang lebih berat agar tidak kelelahan mental.
2. Gunakan Teknik Time Blocking
Time blocking adalah teknik di mana kamu membagi waktu dalam blok-blok untuk tugas tertentu. Misalnya:
-
Pukul 08.00–09.30: Menjawab email dan pesan
-
Pukul 10.00–11.30: Meeting & koordinasi tim
-
Pukul 13.00–15.00: Fokus pada tugas utama
Dengan time blocking, kamu membatasi distraksi dan menjaga alur kerja tetap terfokus, meski multitasking. Kamu bisa menyisihkan waktu khusus untuk pekerjaan yang butuh konsentrasi tinggi dan menaruh tugas-tugas ringan di sela waktu istirahat otak.
3. Gabungkan Tugas Serupa
Multitasking akan lebih efisien jika kamu menggabungkan tugas yang memiliki pola kerja mirip. Contohnya:
-
Menjawab semua email dan pesan dalam satu sesi
-
Menyusun laporan dan membuat presentasi sekaligus karena menggunakan data yang sama
-
Mendengarkan audio sambil melakukan pekerjaan fisik ringan seperti mengarsipkan dokumen
Dengan cara ini, kamu tidak perlu mengalihkan fokus terlalu sering antar jenis tugas yang berbeda, sehingga lebih mudah dikontrol.
4. Manfaatkan Tools dan Aplikasi Pendukung
Di era digital, banyak tools yang bisa membantu multitasking tetap efisien dan terstruktur. Contohnya:
-
Trello atau Asana untuk manajemen proyek
-
Notion atau Evernote untuk catatan dan dokumentasi
-
Google Calendar untuk time blocking
-
Pomodoro Timer untuk manajemen waktu
Aplikasi ini membuatmu lebih mudah memantau progres kerja, mencatat tugas harian, dan menjaga agar semua tanggung jawab tetap dalam kendali.
5. Latih Fokus dengan Teknik Pomodoro
Multitasking sering membuat kita kehilangan fokus. Salah satu solusi yang efektif adalah menggunakan Teknik Pomodoro, yaitu:
-
Kerja fokus 25 menit
-
Istirahat 5 menit
-
Setelah 4 sesi, istirahat lebih lama (15–30 menit)
Teknik ini membantu menjaga ritme kerja tetap teratur dan mencegah burnout. Kamu bisa mengatur 1 sesi Pomodoro untuk satu tugas spesifik, lalu lanjutkan ke tugas lain di sesi berikutnya.
6. Hindari Perpindahan Tugas yang Terlalu Cepat
Salah satu jebakan multitasking adalah task switching yang terlalu sering, yaitu berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain dalam waktu singkat. Hal ini bisa:
-
Menurunkan produktivitas hingga 40%
-
Meningkatkan risiko kesalahan
-
Membuat otak cepat lelah
Usahakan untuk menyelesaikan satu blok kerja terlebih dahulu sebelum beralih ke yang lain. Jika pun harus berpindah, beri jeda 2–5 menit untuk transisi mental.
7. Istirahat yang Cukup Adalah Bagian dari Strategi
Jangan anggap istirahat sebagai gangguan. Sebaliknya, istirahat teratur justru memperkuat kemampuan multitaskingmu. Saat tubuh dan otak diberi waktu untuk pulih, kamu akan lebih tajam dalam berpikir dan lebih sabar dalam menyelesaikan tugas yang menumpuk.
Kamu bisa:
-
Berjalan sebentar setiap 1–2 jam
-
Meditasi singkat 5 menit
-
Minum air dan tarik napas dalam
Istirahat ini bisa kamu masukkan dalam jadwal time block agar tidak lupa.
8. Sediakan Catatan Ringkas untuk Setiap Tugas
Jika kamu menangani banyak tugas sekaligus, buatlah catatan ringkas atau to-do list per proyek atau per klien. Ini berguna untuk:
-
Memudahkan kamu kembali fokus saat berpindah tugas
-
Menghindari kelupaan deadline atau detail kecil
-
Mengurangi stres karena semuanya tercatat rapi
Catatan ini bisa dibuat manual di buku tulis atau digital di aplikasi seperti Notion, OneNote, atau Google Docs.
9. Ketahui Batasmu dan Belajar Berkata “Tidak”
Multitasking yang terkontrol berarti kamu tahu kapan harus berhenti dan tidak menerima semua pekerjaan sekaligus. Evaluasi kapasitasmu:
-
Apakah ini tugas yang bisa didelegasikan?
-
Apakah pekerjaan ini perlu dikerjakan hari ini juga?
-
Apakah akan mengganggu pekerjaan yang sudah dijadwalkan?
Belajar menolak dengan sopan adalah bagian penting dari menjaga kualitas kerja dan kesehatan mental.
10. Evaluasi Harian untuk Menyesuaikan Strategi
Setiap akhir hari, luangkan waktu 5–10 menit untuk mengevaluasi:
-
Apa saja yang berhasil diselesaikan?
-
Tugas mana yang tertunda?
-
Apakah metode multitasking hari ini efektif?
Dari sini kamu bisa menyempurnakan strategi multitasking untuk hari berikutnya. Fleksibilitas adalah kunci agar kamu tidak terjebak dalam pola kerja yang justru merugikan diri sendiri.
Kesimpulan
Multitasking bukan sekadar bekerja banyak, tapi bagaimana mengelola banyak pekerjaan dengan tetap tenang, fokus, dan efisien. Dengan menerapkan tips kerja multitasking yang tetap terkontrol seperti menyusun prioritas, menggunakan teknik time blocking, serta memanfaatkan tools digital, kamu bisa menjaga produktivitas tanpa harus kewalahan.
Ingat, kunci dari multitasking yang sukses bukan kecepatan, tapi kendali. Mulailah dari yang kecil, bangun sistem kerja yang cocok dengan dirimu, dan jangan lupa untuk tetap menjaga keseimbangan antara kerja dan istirahat.